SIAP KERJASAMA........
untuk melatih Staf Desa
program Kesekrrtariatan Kantor Desa
Pengalaman :
Team pernah dipercaya untuk melatih kemampuan ketrampilan komputer Sekretaris Desa
sekab. Malang, dengan program dari Pemkab Malang melalui Badan Diklat Kab.
Malang, sejak tahun 2008 sampai dengan 2013, dengan materi :
Membuat laporan Profil Desa dan presentasi program desa dengan alat Komputer untuk Pemula.
Tambah Informasi :
KAJIAN PELAYANAN ADMINISTRASI DESA BERBASIS APLIKASI IT DALAM MENUNJANG KINERJA PEMERINTAHAN DESA
M. Shobaruddin, Yuniadi Mayowan
e-Government menjadi pertimbangan utama bagi organisasi sektor
publik yang melakukan perencanaan sistem informasi dalam rangka
menyediakan input penting dan memudahkan dalam proses penyusunan
perencanaan dan pemantauan dan evaluasi hasil pembangunan. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi bagian dari gugusan pembuat
layanan dari pemerintah dan semakin besar pengaruhnya pada organisasi,
profesional yang bekerja di dalamnya, serta hubungannya dengan publik.
Semua rencana kebijakan untuk e-Goverment telah menfokus pada
isu-isu operasional internal, pemberian layanan jasa pemerintah dan
teknologi itu sendiri yang secara massif dipercayakan pada TIK sebagai
instrumen untuk menjadikan pemerintah lebih efektif, lebih bersahabat
dan mudah dihubungi (accesable) bagi masyarakat yang menjadi pelanggan (clients)
dan untuk mempersiapkan pemerintahan ke depan. Demikian halnya, semakin
besar pula pengaruhnya bagi pembuat kebijakan dan politisi yang sangat
gemar pada TIK untuk menyelesaikan masalah pekerjaan administratif yang
komplek dan menangani kasus-kasus yang menonjol seperti perencanaan
pembangunan, mobilitas, pembagian barang serta pelayanan publik yang
tertunjang (an affordable care). (Prins, 2011:11)
TIK dapat menjadi alat untuk memperbaiki administrasi desa.
Administrasi desa seperti kita ketahui bersama mempunyai banyak
kelemahan diantaranya adalah proses update yang tepat waktu sehingga
menyebabkan terjadinya perbedaan data di tingkat administratif pengelola
pemerintahan.
Dukungan TIK yang diterapkan pada pemerintah desa akan mendorong data
tunggal yang dengan mudah diupdate oleh aparatur desa dengan
mengedepankan kesederhanaan operasional. Pada pelaksanaannnya tidak lupa
akan pentingnya proses pendampingan untuk memampukan aparatur dalam
mengelola TIK. Data yang tersimpan dengan baik sangat mendukung kinerja
pemerintah desa sesuai azas efisien dan efektif, pembakuan,
akuntabilitas, keterkaitan, kecepatan dan ketepatan, keamanan,
ketelitian, kejelasan, singkat dan padat dan logis dan meyakinkan dalam
rangka penyusunan perencanaan desa, perbaikan administrasi desa dan
pelayanan publik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Dengan menggunakan desain penelitian ini dimungkinkan untuk
masing-masing pertanyaan mampu dalam menjaring data dan dilakukan
analisis serta interpretasi.
Data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan para aparat
pemerintah desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota yang kompeten, dan
masyarakat pengguna layanan. Data sekunder diperoleh dalam bentuk
dokumen-dokumen, arsip-arsip, maupun lainnya yang berkaitan dengan
administrasi pemerintahan desa/kelurahan dalam pemerintahan desa ditiap
daerah sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang
terlibat dalam penerapan IT di desa. Penelitian dilaksanakan di 5 (lima)
kabupaten/kota yaitu Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Lamongan, Kota Kediri dan Kota Mojokerto. Di setiap
kabupaten/kota diambil 2 (dua) kecamatan dan di setiap kecamatan diambil
2 (dua) desa/kelurahan.
Tentang Kesiapan Penerapan TIK Pada Administrasi Desa
Di Bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk layanan IT di Jawa Timur,
khususnya daerah yang menjadi sampel (Kota Kediri, Kota Mojokerto,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Tulungagung) masih
kurang. Jumlah tenaga ahli setiap daerah cukup siap dan lebih siap,
namun masih ada tenaga ahli yang kurang siap di Kota Mojokerto.
Sedangkan rata-rata tenaga operasional cukup siap dan kurang siap. Ada
beberapa hal yang menjadi kendala, diantaranya adalah (a) kemampuan SDM
dalam penguasaan IT; (b) belum meratanya SDM yang ahli; dan (c) mutasi
pegawai.
SDM masih menjadi kendala dalam penerapan IT di Jawa Timur. Padahal
seharusnya dalam usaha untuk memaksimalkan layanan dengan penerapan IT
tiap aparat pelayan publik harus mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan
teknologi. Pernyataan dari teori yang menyebutkan kelemahan-kelemahan
dari aparat layanan memang sesuai dengan temuan di lapangan. Sehingga,
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan kemampuan dibidang
perencanaan pembangunan dan pemberian pelayanan yang baik dan
berkualitas oleh para aparatur desa/kelurahan kepada masyarakat.