Mahir Kerja dengan Notebook(Laptop) dan Netbook

Untuk Siswa, Mahasiswa, Dosen, Guru, Staf Kantor, Marketing dan Umum.....

Mahir Kerja dengan Komputer (PC)

Operator Komputer(adm), Desain Grafis, autoCad, Teknisi dan Marketing Internet

Usaha Online

Materi : Wawasan Bisnis, Photoshop, Internet Marketing, Langsung punya usaha online

Wirausaha Mandiri

Photoshop, Corel draw,Teknisi Komputer, Marketing online

Ayo...Online di HP

Buat blog, Soial Media, membuat blog APK dan lain-lain

Membuat Majalah yang Menarik Pembaca

Menerima
 Pelatihan/Workshop  
"Fotografi, Penulis dan Desain Layout"


Prosesnya :
Anda dilatih bisa mengatur cahaya di foto, menggunakan Kamera, Lighting (lampu), antara lain.
1. Foto Studio (indor)
2. Foto Luar Ruang (outdor)



Anda dilatih mampu menjadi Reporter, menulis artikel yang benar, menarik pembaca dan menulis sesuai dengan kaidah EYD











Anda dilatih mampu memperbaiki foto rusak, pengambilan foto yang tidak pas, mengatur cahaya foto yang kurang bagus, memperbaiki foto yang rusak gambarnya, membuat baground foto, menggabung foto-foto dan menyusun untuk masuk ke proses layout.



















Kursus Gratis di Kepanjen Malang Jawa Timur


G R A T  S.......tis


Peserta Umum :
Siswa/Siswi SD (kelas 4,5,6), SMP/MTs, SMA/MI, Kejar Paket (A,B,C)
Lulusan SMA/Mahasiswa yang belum Kerja
Pegawai Swasta, Negeri
Karyawan Pabrik

Syarat yang diterima :
1. Hanya yang sungguh-sungguh ingin bisa.....!
mengisi formulir, langsung mengatur jadwal
2. Sehat Rohani
3. Tempat/waktu terbatas (per bulan 20 orang)
3. Bisa Kolektif
4. Lebih suka yang berdomisili  kecamatan Kepanjen



Gratis............! 
No Proyek UUD
 
dijamin bisa
(bentuk surat-menyurat dengan segala model dengan cara tepat, benar dan kreatif)








Pelatihan Gratis Peluang Hidup Mandiri



Siap Kerjasama
Untuk Program Desa

Bidang Pemberdayaan Keluarga dan Keswadayaan Masyarakat 
1. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat. 
2. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa. 
3. Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan.

Pengalaman  :
Team pernah dipercaya untuk melatih anak-anak fakir miskin belajar komputer upaya bisa mengerjakan tugas sekolahan sejumalah 80 anak, pada awal tahun 2014 selama 2 bulan, waktu mulai jam 4 sore sampai 8 malam. bekerja sama dengan Program Kelurahan melalu PKBM

Melatih para Pencari Kerja, korban PHK yang menganggur dari keluarga yang kurang beruntung (fakir miskin), dalam program Desain Grafis untuk Wirausaha yang berkemampuan Administrasi, progam ini berlangsung selama 4 bulan, yang dananya BNFI Depdikbut Pusat (Word Bank) tahun 2006. Alhamdulillah penyaluran Kerja di dunia Kerja 100% baik informal yang kita referensikan dan mental wirausaha sudah teruji sampai sekarang.

 








Tambah Informasi  :

oleh : Awan Santosa, Dadit G. Hidayat, dan Puthut Indroyono
 


PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERSASARAN
DI PROPINSI DIY

Di tengah upaya untuk semakin menajamkan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia perlu dicari metode evaluasi dan monitoring yang tepat agar kualitas pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan menjadi semakin baik di masa datang. Dengan indikator-indikator yang obyektif dan terukur para pengambil keputusan menjadi lebih mudah melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai segi agar program penanggulangan kemiskinan menjadi lebih berkelanjutan (sustainable) dan tidak bersifat charity. Dengan demikian kegagalan suatu program di masa lalu bukan berarti telah gagal dalam segala aspeknya sehingga harus diganti dengan program baru. Pengalaman selama ini menunjukkan kecenderungan bahwa jika program dianggap telah gagal berarti program itu sudah tidak perlu diingat-ingat lagi, dan perlu program baru untuk mengganti program lama.

Penelitian ini merupakan suatu evaluasi program penanggulangan kemiskinan di Yogyakarta secara kuantitatif. Program penanggulangan kemiskinan yang dievaluasi meliputi program Inpres Desa tertinggal (IDT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), yang dikategorikan sebagai Program Kerja Mandiri (Self Employment Program), dan Proyek Pembangunana Fisik dalam program PPK yang dikategorikan sebagai Program Padat Karya (Public Work Progam)

Metodologi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak program IDT, PPK, dan P2KP serta program padat karya dalam meningkatkan pendapatan penerima program dan menurunkan tingkat kemiskinan penerima program, serta untuk mengevaluasi tingkat efisiensi penyaluran dana setiap program dan tingkat kelangsungan dana program yang dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung (in-depth Interview) dengan penerima program yang dilakukan mulai September 2002 sampai dengan Januari 2003. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling). Jumlah responden program kerja mandiri (PKM) dalam penelitian ini adalah 80 responden, yang berasal dari 3 jenis program yaitu program IDT, program PPK, dan program P2KP, masing-masing sebesar 38 responden, 32 responden, dan 10 responden. Responden ini diambil dari 6 desa di 5 kabupaten/kota di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Empat lokasi pertama berada di lingkungan perdesaan di empat kabupaten di propinsi DIY, yaitu desa Karangawen di kabupaten Gunungkidul, desa Srikayangan di kabupaten Kulonprogo, desa Selopamioro di kabupaten Bantul, dan desa Sambirejo di kabupaten Sleman. Sedangkan dua lokasi terakhir adalah kelurahan Purwokinanti dan kelurahan Mantrijeron yang berada di daerah perkotaan Yogyak

Responden program padat karya berjumlah 20 orang berasal dari 2 desa yaitu desa Karangawen, sebuah desa di kabupaten Gunungkidul bagian selatan, di sebelah tenggara ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dapat ditempuh lewat jalan darat selama kurang lebih 2 jam. Desa kedua terletak di kabupaten Kulonprogo atau satu jam perjalanan darat ke arah barat. Jumlah responden desa Srikayangan sebanyak 12 orang (60%) dan desa Karangawen 8 orang (40%) (tabel 4). Sebagian besar responden adalah laki-laki (80%), sedangkan jumlah responden wanita hanya sebesar 20%, kesemuanya berasal dari desa Srikayangan. Mereka sebagian besar terlibat sebagai tenaga kerja kasar (buruh kasar) yang tidak memerlukan keahlian khusus. Proyek PPK (Program Pengembangan Kecamatan) (PPK) yang mereka kerjakan adalah pembuatan saluran irigasi (saluran pembuangan air) di desa Srikayangan, dan perbaikan jalan-jalan dusun dengan menggunakan semen (cor-block) di desa Karangawen.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan alat yang telah dirumuskan dalam Manual Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan yang dibuat oleh ESCAP (Economic and Social Commision For Asia and Pacific), yang terdiri dari 4 kategori, yaitu Income Indicator (A1), Poverty Reduction (PR), Efficiency in Program Delivery (EP), dan Financial Viability (FV). Untuk memudahkan pembahasan analisis dan evaluasi data dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan dua jenis program yang ada, yaitu Program Kerja Mandiri (Self-employment Program) dan Program Padat Karya (Public Works Program).

Program Kerja Mandiri

Penelitian ini menganalisis tiga jenis Program Kerja Mandiri (PKM) yaitu Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP). Analisis terhadap ketiga program tersebut dilakukan secara komprehensif dengan mengacu pada indikator yang telah disediakan. Analisis dimulai dari perhitungan masing-masing program, sehingga dapat dilihat variasi hasil program kerja mandiri beserta karakteristik masing-masing. Selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan (aggregate) sebagai indikator pembanding program padat karya dan dasar penyimpulan umum.

1. Peningkatan Pendapatan

Peningkatan pendapatan merupakan indikator penting untuk menilai keberhasilan program bagi penduduk miskin. Konsep yang digunakan adalah untuk mengukur pendapatan rumah tangga peserta program setelah mengikuti program dengan pendapatan sebelum program. Dalam perhitungan ini juga dimasukkan faktor perubahan harga dengan menggunakan Indek Harga Konsumen untuk menilai pendapatan yang lalu dengan nilai sekarang.

[1] Pemanfaat adalah anggota rumah tangga (household) yang ikut serta langsung dalam program
...........................................klik

2. Pengurangan Kemiskinan
Indikator ini digunakan untuk mengukur persentase perubahan jumlah penduduk miskin yang menjadi peserta program. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan jumlah penduduk miskin sebelum program dan jumlah penduduk miskin sesudah program.

Berdasarkan perhitungan responden sampel diperoleh data pengurangan kemiskinan sebagai berikut :

Nilai poverty reduction peserta program Inpres Desa Tertinggal adalah sebesar 0,150, yang berarti ada penurunan jumlah penduduk miskin setelah dilaksanakan program IDT sebesar 15%. Jumlah peserta program yang tergolong miskin pada tahun dasar (1994) adalah sebesar 55,6%, nilai ini turun menjadi sebesar 47,2% pada tahun sekarang (2002). Terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 telah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk miskin pada tahun tersebut, karena menurunnya pendapatan penduduk miskin sehingga daya belinya menurun. Perhitungan data peserta program Pengembangan Kecamatan menghasilkan penurunan jumlah penduduk miskin peserta program sebesar 0,134 atau 13,4% setelah program PPK pada tahun 2001/2002.


4. Kelangsungan Dana
Kelangsungan dana (financial viability) adalah indikator penting dari program penanggulangan kemiskinan karena ketersediaan dana untuk membiayai program terbatas. Jumlah pinjaman yang dikembalikan adalah variabel utama untuk menunjang ketersediaan dana program. Pertimbangan lainnya adalah bahwa pemerintah mendapatkan penerimaan dari peserta program tersebut. Peserta program juga dikenai kewajiban untuk membayar pajak, baik secara langsung maupun dari pajak pembelian barang yang mereka lakukan. Dalam penelitian ini digunakan nilai perbandingan antara pajak tidak langsung dan produk domestik bruto (GDP ) sebagai ukuran koefisien pajak.

Data responden sampel peserta program Inpres Desa Tertinggal menunjukkan nilai financial viability sebesar 0,814. Jumlah pinjaman yang telah dikembalikan peserta program IDT adalah sebesar Rp 760.955 dari total pinjaman yang direalisasikan sebesar Rp 959.827. Nilai pinjaman tersebut termasuk jumlah pinjaman dari sumber lainnya, seperti Kredit tani, Kredit Pengusaha Kecil dan lain-lain. Karena jangka pengembalian pinjaman lain lebih lama (1,5 � 2 tahun ) maka nilai pengembalian pada tahun 1994/1995 relatif kecil (tidak termasuk dalam perhitungan). Selain itu ditemui juga pinjaman IDT yang hanya perlu dibayar bunganya per bulan dengan nilai kecil, sehingga pada akhir tahun perhitungan nilainya lebih kecil dari pinjaman awal. Fakta yang ditemukan dari data sampel menunjukkan bahwa program IDT di propinsi DIY sampai saat ini masih berjalan dengan baik. Kelompok Masyarakat (pokmas) yang terbentuk masih beroperasi dengan jenis usaha yang disepakati anggota kelompok, seperti simpan pinjam atau pemeliharaan ternak kambing. Dana pemerintah sudah digulirkan untuk program lain (seperti PPK) sehingga untuk program IDT sumber dananya berasal dari anggota masing-masing kelompok masyarakat (pokmas)..........................................

Program Padat Karya
Indikator yang digunakan dalam program padat karya sama dengan program kerja mandiri yaitu, indikator peningkatan pendapatan (income indicator), pengurangan kemiskinan (poverty reduction), efisiensi penyaluran program (Efficiency in program delivery), dan indicator kelangsungan dana (financial viability).

1. Peningkatan Pendapatan
......................Nilai ini menggambarkan terjadinya penurunan pendapatan rumah tangga peserta program padat karya sebesar 2%. Ini dapat disebabkan karena periode kerja program padat karya yang sangat singkat (rata-rata 3 minggu) sehingga hasilnya tidak signifikan dalam menaikkan tingkat pendapatan rumah tangga. Selain itu penurunan ini dapat disebabkan adanya factor-faktor lain, seperti berkurangnya tingkat penghasilan, peralihan pekerjaan. Dari hasil perhitungan ditemukan bahwa tingkat kenaikan harga (Pt = 1,255) menurunkan nilai nominal pendapatan tahun sekarang.

2. Pengurangan Kemiskinan
............................. Artinya tidak ada perubahan jumlah peserta program padat karya yang dikategorikan miskin, tetap sebesar 65%. Sehingga berdasarkan data tersebut ditemukan pengurangan kemiskinan program padat karya adalah nol. Sesuai data sample program padat karya tidak mengubah jumlah peserta program yang termasuk miskin, seperti terlihat dalam table berikut :

3. Efisiensi Penyaluran Program
Program padat karya pada umumnya ditujukan untuk pembangunan proyek yang dapat diakses langsung oleh masyarakat luas, seperti jalan, saluran air dan sebagainya. Pengukuran efisiensi penyaluran program dilakukan dengan membandingkan rencana biaya pembangunan proyek dengan realisasi dana pembangunan proyek. Jika nilai realisasi dana lebih besar dari nilai rencana biaya pembangunan proyek, maka dapat dikatakan proyek tersebut tidak efisien. Selain itu juga digunakan nilai indek kualitas proyek, yang merupakan persepsi peserta proyek terhadap kualitas hasil pembangunan proyek ................................................

4. Kelangsungan Dana
Indikator kelangsungan dana dapat diukur dengan dua pendekatan. Pertama, proporsi penerimaan proyek dari pembiayaan program dan tambahan pendapatan pajak dari total pengeluaran program yang dipertimbangkan untuk kelangsungan program. Kedua, Komitmen pemerintah untuk menganggarkan dana proyek padat karya yang diukur dengan perbandingan proporsi pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan proyek dari tahun yang lalu dengan tahun sekarang...............................

 
Evaluasi dan Kesimpulan

Dalam penelitian ini konsep manfaat program yang lebih dikedepankan adalah manfaat yang diterima individu dari program penanggulangan kemiskinan. Di Indonesia pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan selalu melibatkan partisipasi masyarakat dengan pembentukan kelompok-kelompok. Hal ini sesuai dengan misi pemberdayaan individu, kelompok dan masyarakat dan sistem nilai yang berkembang di masyarakat, yaitu kebersamaan (kolektivisme), solidaritas kelompok dan kegotongroyongan. Indikator yang menunjukkan kemajuan dan prestasi kelompok dan masyarakat dalam kaitannya dengan program penanggulangan kemiskinan perlu diperhatikan. Sejauh mana kemajuan yang dirasakan kelompok dan masyarakat dapat dijadikan ukuran pembanding dari manfaat yang diterima individu?. 

Kemajuan ini dapat dalam bentuk pembangunan fisik, ekonomi, sosial, maupun budaya masyarakat lokal Karena seringkali kepentingan masyarakat lebih diutamakan, seperti halnya dalam program padat karya (pembangunan fasilitas umum), perlu diperhatikan juga apakah kemajuan yang dirasakan kelompok dan masyarakat sudah dirasakan juga oleh individu. 

Temuan dari penelitian juga menunjukkan adanya sistem nilai masyarakat lokal yang terkait dalam distribusi pindjaman. Pada umumnya karena kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedesaan cukup merata maka pinjaman dibagi secara merata dan adil (dum-dil).

Dalam penelitian proyek padat karya hanya diamati manfaat yang diterima peserta program. Dalam kenyataannya hasil proyek tersebut dirasakan oleh banyak warga masyarakat, sehingga perlu diperhitungkan juga seberapa besar manfaat baik langsung maupun tidak langsung dari proyek yang dibangun, termasuk juga biaya secara langsung dan biaya tidak langsungnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi proyek secara lebih mendalam dengan memasukkan variabel terkait. Sistem nilai sosial yang kondusif bagi pelaksanaan program padat karya juga bisa dijadikan sebagai indikator keberhasilan program padat karya dalam pembangunan masyarakat.

Kesimpulan Umum

Dari hasil analisis data pelaksanaan program Inpres Desa tertinggal (IDT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang termasuk sebagai Program Kerja Mandiri, serta pelaksanaan proyek pembangunan saluran drainase dan pengerasan jalan yang termasuk dalam Program Padat Karya, dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :

(1) Pendapatan peserta Program Kerja Mandiri meningkat sebesar 32,33% untuk rumahtangga atau 3,87% untuk individu penerima program. Sedangkan pendapatan peserta Program Padat Karya menurun sebesar 2%. Jumlah peserta program kerja mandiri yang miskin menurun sebesar 26,1%, sedangkan jumlah peserta program padat karya yang miskin tetap (penurunan 0%). Nilai total dari Program kerja Mandiri sebesar 68,34%, sedangkan nilai total Program Padat Karya sebesar 20,38%.

(2) Efisiensi penyaluran program dari Program kerja Mandiri lebih tinggi dibanding efisiensi penyaluran program dari Program Padat Karya. Tingkat efisiensi penyaluran program dari Program Kerja Mandiri adalah sebesar 192,1%, sedangkan tingkat efisiensi penyaluran program dari Program Padat Karya adalah sebesar 78,9%

(3) Kelangsungan dana untuk pelaksanaan Program Kerja Mandiri lebih tinggi dibanding kelangsungan dana untuk Program Padat Karya. Tingkat kelangsungan dana Program Kerja Mandiri sebesar 88,4%, sedangkan kelangsungan dana Program Padat Karya sebesar 54%.

Pelatihan Sekertaris Desa dan Kelurahan


SIAP KERJASAMA........ 

untuk melatih Staf Desa 
program Kesekrrtariatan Kantor Desa


Pengalaman  :
Team pernah dipercaya untuk melatih kemampuan ketrampilan komputer Sekretaris Desa sekab. Malang, dengan program dari Pemkab Malang melalui Badan Diklat Kab. Malang, sejak tahun 2008 sampai dengan 2013, dengan materi :
Membuat laporan Profil Desa dan presentasi program desa dengan alat Komputer untuk Pemula.

 





Tambah Informasi :

KAJIAN PELAYANAN ADMINISTRASI DESA BERBASIS APLIKASI IT DALAM MENUNJANG KINERJA PEMERINTAHAN DESA
M. Shobaruddin, Yuniadi Mayowan

e-Government menjadi pertimbangan utama bagi organisasi sektor publik yang melakukan perencanaan sistem informasi dalam rangka menyediakan input penting dan memudahkan dalam proses penyusunan perencanaan dan pemantauan dan evaluasi hasil pembangunan. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi bagian dari gugusan pembuat layanan dari pemerintah dan semakin besar pengaruhnya pada organisasi, profesional yang bekerja di dalamnya, serta hubungannya dengan publik. Semua rencana kebijakan untuk e-Goverment telah menfokus pada isu-isu operasional internal, pemberian layanan jasa pemerintah dan teknologi itu sendiri yang secara massif dipercayakan pada TIK sebagai instrumen untuk menjadikan pemerintah lebih efektif, lebih bersahabat dan mudah dihubungi (accesable) bagi masyarakat yang menjadi pelanggan (clients) dan untuk mempersiapkan pemerintahan ke depan. Demikian halnya, semakin besar pula pengaruhnya bagi pembuat kebijakan dan politisi yang sangat gemar pada TIK untuk menyelesaikan masalah pekerjaan administratif yang komplek dan menangani kasus-kasus yang menonjol seperti perencanaan pembangunan, mobilitas, pembagian barang serta pelayanan publik yang tertunjang (an affordable care). (Prins, 2011:11)

TIK dapat menjadi alat untuk memperbaiki administrasi desa. Administrasi desa seperti kita ketahui bersama mempunyai banyak kelemahan diantaranya adalah proses update yang tepat waktu sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan data di tingkat administratif pengelola pemerintahan.

Dukungan TIK yang diterapkan pada pemerintah desa akan mendorong data tunggal yang dengan mudah diupdate oleh aparatur desa dengan mengedepankan kesederhanaan operasional. Pada pelaksanaannnya tidak lupa akan pentingnya proses pendampingan untuk memampukan aparatur dalam mengelola TIK. Data yang tersimpan dengan baik sangat mendukung kinerja pemerintah desa sesuai azas efisien dan efektif, pembakuan, akuntabilitas, keterkaitan, kecepatan dan ketepatan, keamanan, ketelitian, kejelasan, singkat dan padat dan logis dan meyakinkan dalam rangka penyusunan perencanaan desa, perbaikan administrasi desa dan pelayanan publik.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan desain penelitian ini dimungkinkan untuk masing-masing pertanyaan mampu dalam menjaring data dan dilakukan analisis serta interpretasi.

Data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan para aparat pemerintah desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota yang kompeten, dan masyarakat pengguna layanan. Data sekunder diperoleh  dalam bentuk dokumen-dokumen, arsip-arsip, maupun lainnya yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan desa/kelurahan dalam pemerintahan desa ditiap daerah sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat dalam penerapan IT di desa. Penelitian dilaksanakan di 5 (lima) kabupaten/kota yaitu Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lamongan, Kota Kediri dan Kota Mojokerto. Di setiap kabupaten/kota diambil 2 (dua) kecamatan dan di setiap kecamatan diambil 2 (dua) desa/kelurahan.

Tentang Kesiapan Penerapan TIK Pada Administrasi Desa

Di Bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk layanan IT di Jawa Timur, khususnya daerah yang menjadi sampel (Kota Kediri, Kota Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Tulungagung) masih kurang. Jumlah tenaga ahli setiap daerah cukup siap dan lebih siap, namun masih ada tenaga ahli yang kurang siap di Kota Mojokerto. Sedangkan rata-rata tenaga operasional cukup siap dan kurang siap. Ada beberapa hal yang menjadi kendala, diantaranya adalah (a) kemampuan SDM dalam penguasaan IT; (b) belum meratanya SDM yang ahli; dan (c) mutasi pegawai.

SDM masih menjadi kendala dalam penerapan IT di Jawa Timur. Padahal seharusnya dalam usaha untuk memaksimalkan layanan dengan penerapan IT tiap aparat pelayan publik harus mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Pernyataan dari teori yang menyebutkan kelemahan-kelemahan dari aparat layanan memang sesuai dengan temuan di lapangan. Sehingga, Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan kemampuan dibidang perencanaan pembangunan dan pemberian pelayanan yang baik dan berkualitas oleh para aparatur desa/kelurahan kepada masyarakat.


Pelatihan Staf Pemerintah


SIAP KERJASAMA........

melatih Staf Pemerintah 
program  
"Kesekretariatan Kantor Modern"


Lembaga telah melaksanakan pelatihan di :
Badan Diklat (2008), Dinas Catatan Sipil  (2013), Badan Penanggulangan Bencana (2014)
dengan materi Pengolahan Arsip dengan Komputer.


PENINGKATAN SDM
RSUD Kanjuruhan Malang, tahun 2013

Rumah Sakit “Kanjuruhan” merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, mempunyai tugas sebagaimana Pelaksanaan pengelolaan dan pengumpulan data berbentuk database serta analisa data untuk penyusunan program kegiatandengan materi "Dasar mengelola sistem informasi managemen rumah sakit", denganjumlah peserta 50 orang, terdiri dari staf administrasi.  Perawat dan berbagai bagian kelompok kerja.



Prakata

Sumber daya manusia aparatur yang handal merupakan investasi berharga bagi sebuah organisasi. Karena itu perlu ditingkatkan kemampuan dan profesionalisme supaya organisasi bisa bertahan dan berkembang. Untuk dapat mempertahankan keprofesionalisme tersebut, maka sumber daya manusia aparaturnya perlu dikembangkan dan ditingkatkan.
Pengembangan sumber daya manusia aparatur bertujuan untuk dapat memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan. Selain itu tujuan diselenggarakan pengembangan sumber daya manusia aparatur diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan Pengembangan karyawan / aparatur dapat dilakukan melalui orientasi, pelatihan, dan pendidikan. 
Orientasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Orientasi Formal dan non formal. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu cara/ strategi untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan, keahlian, mutu, kepemimpinan, ketrampilan, dan pengabdian aparatur yang terencana dan berkesinambungan guna menjadi aparatur yang professional.

Kami Berpengalaman
Melatih Ketrampilan Komputer untuk Staf Administrasi

Kurikulum 
disusun sesuai dengan permintaan Kantor bersangkutan
atau kita bisa membuat materi kurikulum yang terbaru

Tempat :
Bisa di Lembaga, Hotel, Cafe dan di ruang kantor/lab Komputen

Biaya :
(Bisa disesuaikan Anggaran)

KURSUS UNTUK GURU + Lulus UKG

Siap melatih GURU 
agar lebih KOMPETEN

karena guru yang memiliki Kopetensi akan melaksanakan tugas belajar penuh semangat, menyenangkan dan penuh maknah. 
akan melahirkan murid-murid yang rajin belajar karena mereka mencintai proses pembelajaran dan mengerti arti pentingnya belajar bagi masa depan.




Kami Berpengalaman
Melatih Ketrampilan Komputer untuk Kompetensi Guru

Kurikulum 
disusun sesuai dengan permintaan Sekolah bersangkutan

Tempat :
Bisa di Lembaga, Hotel, Cafe dan di Lab Komputer Sekolahan

Biaya :
(Bisa disesuaikan Anggaran)

Kursus di Lembaga Kerja

"TERAMPIL TAK HARUS MAHAL” 

Untuk memenuhi kebutuahan permintaan kerja yang terampil dan mandiri tak harus mengeluarkan biaya mahal. Barangkali itu lah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan dinamika pembelajaran masyarakat mengenal dan mengenyam penggunaan teknologi Informasi saat ini.

Tak berlebihan kiranya program lembaga kami yang terletak di jantung ibukota Kabupaten Malang sebagai daerah Ibu kota baru  yang sedang giat-giatnya membangun tata perkonomiannya, begitu halnya semakin berkembang pesatnya pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, dan aneka usaha dan perdagangan lainnya yang semakin menekan angka permintaan tenaga kerja terampil kususnya komputerisasi.

Perkembangan yang begitu cepat itu dikarenakan seluruh dunia sudah familier dengan yang namanya komputer, dan para penggunanya selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan maupun peralatan yang digunakan. 

Komputer sudah merambah ke berbagai segi, mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai dengan negara, bahkan sampai jaringan antar satelit. Maka belajar komputer dirasa tidak akan ada habisnya, tinggal bagaimana kita berusaha dengan senang hati mengikuti perkembangan teknologi dan belajar darinya.


Kelebihan Kami diantaranya :

1. Harga Terjangkau

2. Bergaransi Sampai Bisa
peserta yang kursus Komputer akan di beri garansi sampai bisa yang dimana jika dalam waktu jumlah pertemuan yang ditentukan peserta belum bisa memahami materi maka akan di beri tambahan pertemuan dan itu tidak dikenakan biaya

3. Konsultasi Gratis
Peserta kursus yang mengalami kesulitan dalam materi dapat berkonsultasi kepada kami baik melalui Telpon, SMS atau datang langsung berkunjung ke tempat kami

4. Waktu Fleksibel
Waktu di kursus komputer sangat fleksibel sehingga jika peserta kursus sedang ada halangan maka waktu akan di reschedule sehingga tidak ada sistem pertemuan hangus dan peserta dapat mengatur  sesuai jadwal pagi, siang,sore dan malam.

5. Materi Fleksibel
Materi akan di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan dari peserta jika peserta telah memahami materi dasar maka materi dasar hanya di review saja dan akan mempelajari tingkat lebih lanjut, atau jika peserta kursus ingin mempelajari materi-materi khusus diluar dari materi yang telah kami sampaikan maka peserta tinggal memintanya saja pada pengajarnya

6. Bersertifikat
Pada saat peserta telah selesai melakukan kursus maka akan diberikan sertifikat yang telah diakui oleh dunia kerja dan dunia usaha


Ingin tahu  Materi Program
Kursus Ketrampilan Komputer

Ijin Formal

Legalitas Lembaga

  1. Melindungi kepentingan publik agar tidak terjadi ketidak sesuaian layanan publik, pelanggaran hak, maupun kerugian yang menimbulkan ketidakpuasan individual maupun kolektif.
  2. Agar kegiatan dan program kerjanya bisa lebih dipertanggung jawabkan.
  3. Untuk memastikan dan melindungi aset-aset kepemilikan  Lembaga
  4. Legalitas merupakan buah kepercayaan masyarakat dan pemerintah, sehingga bisa mempermudah kita untuk mengakses beberapa program yang ada secara formal atau non formal.    
barkode APK untuk Handphone

Jika anda ingin mengakses Web-Site : www.kursuskerja.blogspot.com 
melalui HP milik anda caranya :
1. cukup anda klik di sini......

http://www.2shared.com/fadmin/66116426/3f1dd92b/Kursus_Kerja_Komputer.apk.html


atau 

2. scan barkode dibawah ini di HP anda, untuk download....


http://www.appsgeyser.com/2140198
http://www.appsgeyser.com/2140198
   

Kantor Dharma Wiyata




Kampus : Jl. Welirang 29 Kepanjen Malang
Call WA : 081.233.6.17717




PELATIHAN KETRAMPILAN KERJA








Pentingnya Pelatihan Kerja


PERTANYAAN tentang 
PELATIHAN KERJA 
(kursus kerja)



Mempermudah Tugas

Di dalam dunia kerja, telinga kita akrab dengan istilah pelatihan kerja atau training. Sumber Daya Manusia dalam suatu perusahaan merupakan aset penting bagi perkembangan perusahaan. Untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan kerja para karyawan, banyak perusahaan mengadakan pelatihan kerja/training. Biasanya training dilakukan sebelum memulai kerja atau pada saat awal masuk kerja. Mengingat pentingnya pelatihan kerja/training, mari kita bahas bersama arti, fungsi dan apa saja program-program pelatihan kerja tersebut?

Apa itu Pelatihan Kerja?

Menurut PP No.31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, Pelatihan kerja atau yang sekarang biasa kita kenal dengan istilah training adalah seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Singkatnya,pelatihan kerja merupakan proses mengajarkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan bekerja (vocational) serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar.

Apa fungsi pelatihan kerja?

Buat apa kita susah-susah harus mengikuti training padahal kita sudah mendapat pekerjaan?

Ada banyak manfaat yang bisa kita ambil dengan mengikuti pelatihan kerja. Diantaranya adalah:
1.      mewujudkan pelatihan kerja nasional yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kerja
2.      memberikan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan, pembinaan, dan pengendalian pelatihan kerja
3.      mengoptimalkan pendayagunaan dan pemberdayaan seluruh sumber daya pelatihan kerja.
4.      Untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasional-operasional industri sejak hari pertama masuk kerja
5.      Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
6.      Untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial.

Apa saja jenis atau program pelatihan kerja?

1.      Skills training : Pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. Program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. Kriteria penilaian efektifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.

2.      Retraining  : Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet

3.      Cross functional training : Pelatihan lintas fungsional melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.

4.      Team training : Pelatihan tim merupakan pelatihan yang terdiri dari sekelompok individu dimana mereka harus menyelesaikan bersama sebuah pekerjaan demi tujuan bersama dalam tim.
5.      Creativity training : Pelatihan kreatifitas berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya.

Apa saja metode atau teknik pelatihan kerja?

1.    Teknik pelatihan kerja secara umum dibagi menjadi dua yaitu on the job training dan off the job training. On the job training lebih banyak digunakan dibandingkan dengan off the job training. Kenapa begitu? Karena program on the job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas secara cepat. Sedangkan metode off the job training lebih cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang.

Apa saja yang termasuk dalam kategori teknik on the job training?
On the job training terbagi menjadi enam macam yaitu :
1.1.  Job instruction training
Pelatihan ini memerlukan analisa kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan.

1.2.  Apprenticeship
Pelatihan ini mengarah pada proses penerimaan karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu. Efektif atau tidaknya pelatihan ini tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan.

1.3.  Internship dan assistantships
Pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan formal yang lebih tinggi. Pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal di sekolah yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti karyawan dalam perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli.

1.4.  Job rotation dan transfer
Job rotation dan transfer adalah proses belajar yang dilakukan untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini terdapat 2 kerugian yaitu: peserta pelatihan hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh, dan banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi pada perserta terhadap kondisi pekerjaan yang baru.

Tetapi pelatihan ini juga mempunyai keuntungan dimana jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai pelaksanaan dan praktek dalam pekerjaan.

1.5.  Junior boards dan committee assingments
Alternatif pelatihan dengan memindahkan peserta pelatihan ke dalam komite untuk bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan peserta dalam anggota eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam berinteraksi dengan eksekutif yang lain.

1.6.  Coaching dan counseling
Pelatihan ini merupakan aktifitas yang mengharapkan timbal balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara perlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat.

2.    Apa saja yang termasuk dalam kategori teknik off the job training?

Off the job training dibagi menjadi 13 macam yaitu :

  1. Vestibule training : Pelatihan dimana dilakukan ditempat yang kondisinya sama seperti tempat aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja khusus.

  1. Lecture : Pelatihan dimana pelatih menyampaikan berbagai macam informasi/ mengajarkan pengetahuan kepada sejumlah besar orang pada waktu bersamaan.

  1. Independent self-study : Pelatihan dimana peserta diharapkan bisa melatih diri sendiri misalnya dengan membaca buku, mengambil kursus pada universitas lokal ataupun mengikuti pertemuan profesional.

  1. Visual presentations : Pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau presentasi.

  1. Conferences dan discussion : Pelatihan ini biasa digunakan untuk pengambilan keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan yang Iainnya.

  1. Teleconferencing : Pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan peserta dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.

  1. Case studies : Pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.

  1. Role playing : Pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu, peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat langsung.

  1. Simulation : Pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor skill.

  1. Programmed instruction : Merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan computer.

  1. Computer-based training : Merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.

  1. Laboratory training : Pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak beraturan dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka antara satu dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang lain maupun dalam kelompok.

  1. Programmed group exercise : Pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan. Program pelatihan kerja disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) , Standar Internasional dan/atau Standar Khusus. SKKNI sendiri disusun berdasarkan kebutuhan lapangan usaha yang sekurang-kurangnya memuat kompetensi teknis, pengetahuan, dan sikap kerja.

Dimana biasanya Pelatihan Kerja diadakan?

Pelatihan kerja dapat diadakan di tempat kerja dan/atau di lembaga pelatihan kerja (instansi pemerintah, badan hukum atau perorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja) yang sudah ditetapkan.

Sumber :
  • Indonesia. Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja
  • Indonesia. Peraturan Pemerintah No.31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
  • Jurnal SDM
Related content
Pekerjaan dan Gaji
Cek Kelayakan Kerja